Museum Brawijaya, Tempat Wisata Bersejarah di Malang yang Menjadi Pengingat Perjuangan Para Pahlawan

Tempat rekreasi di Malang bukan hanya hanya rekreasi alam dan taman wisata saja, ada beberapa tempat monumental yang dapat di datangi. Di mulai dari candi, bangunan monumental seperti goa, sampai museum seperti Museum Brawijaya.

Museum ini sebagai salah satunya museum yang simpan riwayat perjuangan dan kemerdekaan Indonesia terutamanya di wilayah M sekelilingnya dan alang. Anda dapat belajar dan menyaksikan beberapa benda monumental yang memikat buat di jumpai.

Anda dapat berkunjung Museum Brawijaya ini dengan memakai paket wisata surabaya malang yang di jajakan Agen Perjalanan. Tetapi sebelumnya silahkan baca lebih dulu segalanya menarik berkenaan Museum Brawijaya berikut:

Museum Brawijaya
atletrebahanterbaik

Sekilas Tentang Museum Brawijaya

Museum Brawijaya Malang sebuah gagasan dari Brigjen TNI (Purn) Soerachman di tahun 1962. Beliau waktu itu masih pimpin Pangdam VIII/Brawijaya, tetapi gagasan itu baru dapat terwujud pada tahun 1967.

Di sokong oleh pemerintahan Kotamadya Malang, Museum Brawijaya di buat pada tempat selebar 10.500 mtr. persegi punyai pemerintah. Ongkos pembangunannya di tolong dengan seorang pebisnis hotel di Wilayah Tretes Pandaan yaitu Ibu Martha.

Bangunan Museum ini di buat dengan seorang arsitektur militer yakni Kapten Czi Ir. Soemadi. Berdasar keputusan Pangdam VIII/Brawijaya di tanggal 16 April 1968, nama Museum Brawijaya di putuskan sebagai nama sah dari museum ini.

atletrebahanterbaik

Museum ini mempunyai sebuah semboyan yaitu Citra Uthapana Cakra yang mempunyai makna sinar yang menghidupkan semangat. Dengan keinginan kehadiran museum bisa melanjutkan dan menghidupkan kembali semangat juang 45.

Museum Brawijaya di sahkan oleh Kolonel Pur. Dr. Soewondo di tanggal 4 Mei 1968. Sekarang Museum ini menjadi satu diantara tujuan rekreasi harus untuk Anda yang ingin belajar riwayat dan kenang kembali jasa para pahlawan.

atletrebahanterbaik

Daya Tarik Museum

Museum ini benar-benar sama dengan koleksi persenjataan nya, Anda dapat menyaksikan senjata perang yang dahulu dipakai beberapa pejuang kemerdekaan. Selain itu ada banyak hal menarik yang lain dapat Anda dapatkan dan berikut salah satunya:

Gerbong Maut

Salah satunya daya magnet khusus dari Museum Brawijaya ialah kehadiran Gerbong Maut yang mempunyai riwayat sulit beberapa pejuang. Asal mula pemberian nama Gerbong Maut ini tersisa hati takut dan prihatin untuk pejuang yang luruh

Saat perang di tanggal 21 Juli 1947, Belanda kembali tiba dan serang beberapa kota di Jawa Timur, salah satunya yaitu Kota Bondowoso. Di Kota Bondowoso ini Belanda sukses meredam pejuang, tetapi karena penjara Bondowoso penuh tahanan ini harus dipindahkan ke Surabaya.

Perpindahan ini dilaksanakan dengan memakai tiga gerbong barang bertipe GR4416, GR5769, dan GR10152. Sekitar 100 orang dipindah waktu itu pada jam 02.00 pagi hari pada tanggal 23 September 1947.

Tetapi karena gerbong yang sempit dan kurang perputaran udara, perjalanan dari Bondowoso ke arah Surabaya jadi seperti neraka. Pelat Baja panas gerbong membuat kulit beberapa orang didalamnya mengelupas.

Setelah tiba di Surabaya cuma sisa 12 orang pejuang yang bisa bertahan bekasnya cedera dan wafat dengan mengenaskan. Ke-3 gerbong yang dipakai untuk mengusung beberapa tahanan ini saat ini ada di museum Surabaya, Bondowoso, dan Malang.

Untuk Gerbong Maut yang berada di Museum Brawijaya jadi gerbong yang terbanyak makan korban. Kehadiran Gerbong Maut ini memberi narasi mistis dan pelajaran yang paling bernilai untuk beberapa pengunjung.

Kapal Segigir

Selainnya Gerbong Maut, Kapal Segigir jadi koleksi unik yang lain jadi daya magnet dari Museum ini. Perahu Segigir ini jadi saksi bisu dari perjuangan tentara saat menantang Belanda di saat Invasi Militer tahun 1947.

Sebelumnya kapal ini sebagai punya dari nelayan namanya Makiya di Prenduan, Sumenep, Madura. Saat itu beberapa pasukan Joko Tole atau Sabilillah yang dipegang Letkol Chandra Hasan sedang sembunyi di Prenduan sesudah terkepung Belanda.

Saat sedang sembunyi membuat strategi, pasukan Joko Tole ini mendapatkan berita lokasi nya sudah dijumpai dan akan terserang Belanda. Pada akhirnya mereka pinjam Kapal Segigir ini untuk beralih tempat ke arah Probolinggo.

Tetapi di tengah-tengah laut, mereka terserang oleh Belanda dan terjadi pertarungan seru dari enam orang yang dipegang Letkol Chandra Hasan. Sayang semua pasukan itu luruh karena terserang memakai kapal terbang oleh Belanda.

Kapal Segigir ini jadi bukti riwayat perjuangan beberapa pahlawan untuk selalu menjaga kemerdekaan. Saat sebelum ada di Museum Brawijaya, kapal ini di letakkan di museum yang berada di Madura.

Koleksi Museum Lainnya

Selainnya dua koleksi di halaman tengah Museum Brawijaya itu, ada banyak koleksi yang lain dapat Anda dapatkan di sejumlah tempat. Tempat itu salah satunya halaman muka, lobi, ruangan koleksi I dan II, lalu perpustakaan.

Di tempat halaman muka, Anda dapat menyaksikan koleksi seperti tank tentara Jepang yang dipakai saat perang 10 November Surabaya. Di samping itu ada persenjataan berat lain misalkan kendaraan amfibi, meriam, sampai senjata anti pasukan udara yang berjajar rapi di halaman.

Pada tempat lobi ada dua relief dan lambang-lambang Kodam TNI AD yang berada di semua Indonesia. Berlanjut ke ruangan Koleksi I Anda akan mendapati beragam barang dari tahun 1945 sampai tahun 1949.

Dan di Ruangan Koleksi II barang yang di simpan rerata datang dari tahun 1950 sampai tahun 1976. Beberapa barang seperti photo, document, senjata, sampai kendaraan perang dapat Anda dapatkan di Museum ini.

Mitos dan Misteri Museum

Beberapa barang tua yang mempunyai riwayat menyedihkan di Museum ini rupanya bawa cerita mistis khususnya Gerbong Maut. Banyak narasi mistik yang tersebar seperti figur yang kelihatan saat pengunjung berpose di dekat Gerbong Maut.

Beberapa penjaga kerap dengar suara jeritan dari dalam Gerbong Maut seperti orang yang kesakitan. Di luar museum terkadang kelihatan sebuah trem gaib yang stop pas di muka museum.

Narasi mistik yang tersebar ini membuat Museum ini populer menjadi satu di antara tempat menyeramkan di Jawa Timur. Walau demikian nilai riwayat dari koleksi Museum Brawijaya masih tetap pantas dan memikat buat di dalami.

Harga Tiket Masuk Museum Brawijaya

Untuk masuk Museum Brawijaya Malang Anda tidak harus bayar ongkos mahal. Cukup hanya Rp 5.000 saja Anda dapat menyaksikan beragam koleksi yang ada.

Harga yang tertera dalam tabel setiap saat bisa berbeda bergantung peraturan dari faksi pengurus. Tetapi daftar ini bisa Anda menjadikan bahan penyiapan dan prediksi ongkos untuk Anda yang ingin berkunjung Museum Brawijaya.

Peroleh keringanan berkunjung tempat rekreasi Malang yang lain dengan memakai paket wisata bulan madu ke bromo dari Agen Perjalanan. Dengan paket ini Anda juga dapat berkunjung toko souvenir opsi untuk beli oleh-olehan ciri khas Malang modern yang hendak Anda membawa pulang.

Fasilitas Museum

Walau bangunan yang di pakai kelihatan tua, sarana yang berada di tempat ini lumayan komplet seperti toilet, yang lain, dan masjid. Anda yang lapar juga dapat nikmati menu makanan ciri khas Malang yang nikmat dari tempat kantin atau warung yang berada di luar museum.

Info Alamat dan Rute Menuju Lokasi

Museum Brawijaya berada di Jl. Ijen No.25 A, Gading Kasri, Kec. Klojen, Kota Malang. Lokasinya benar-benar dekat sama pusat perkotaan dan tempat rekreasi seperti alun-alun Kota Malang.

Jam Operasional

Museum Brawijaya ini membuka tiap hari di mulai dari jam 08.00 WIB sampai 15.00 WIB. Bila Anda ingin bertandang, museum ini benar-benar ramai di saat musim berlibur dan akhir pekan.

Jadi Anda dapat pilih kapan saat yang kurang lebih cocok untuk Anda dan kelompok berkunjung Museum ini. Dengan demikian perjalanan berlibur Anda pada tempat ini dapat masih tetap membahagiakan dan nyaman.

Tour Planner kami siap membantu anda.